Kamis, 14 Februari 2008




VALENTINE


Hari Kasih Sayang, ketika semua orang saling menyatakan perbuatan kasih, mari kita intropeksi diri sebesar apa kasih yang sudah kita nyatakan.


Allah

Jauh sebelum budaya valentine ada, Allah sudah terlebih dahulu menyatakan kasihNya dengan cara memberikan hadiah yang tidak ternilai harganya. hadiah itu adalah Anak TunggalNya sendiri, sebagai bukti bahwa Allah sangat mengasihi kita. Responi kasih Allah dengan menyatakan kasih kepadaNya dalam pikiran dan tindakan kita.

Keluarga

Keluarga adalah orang-orang terdekat, kita memiliki hubungan darah dengan mereka. Pengorbanan apa yang sudah kita berikan demi membahagiakan keluarga kita?
Mungkin sekali mereka sedang membutuhkan kasih dan perhatian kita saat ini.

Saudara seiman

Hiduplah rukun dan saling mengasihi terhadap saudara seiman. Kita adalah keluarga Allah, yang seharusnya saling peduli dan menopang satu sama lain

Rekan kerja

Kebencian, rasa tidak suka dan irihati sering timbul di lingkungan pekerjaan. Kalau dipikir-pikir, bukankah kita sesama pekerja memiliki nasib yang sama? Bekerja untuk mencapai VISI yang sama dan mengais rejeki di tempat yang sama. Kirannya hari Valentine kali ini mengingatkan kita untuk semakin sempurna di dalam mengasihi


Bapa Lembutkanlah hati kami agar kami mampu untuk menyatakan kasih baik kepada Tuhan maupun kepada sesama

Kita akan mengerti bahwa kita telah menyatakan kasih,ketika kita merasa telah mengorbankan sesuatu

Senin, 11 Februari 2008

PROFIL GKSBS


PENJELASAN LOGO


Salib adalah lambang Identitas Gereja Yesus Kristus. Daun cengkeh tujuh lembar warna hijau tua dan muda adalah lambang berdirinya GKBS yang dimulai dengan tujuh Klasis pada tahun 1987, yaitu Klasis Palembag, Belitang, Bandarjaya,Seputih Raman, Metro, Sribhawono dn Tanjung Karang. Sedangkan empat garis warna biru dibawah gambar cengkeh adalah melambangkan idntitas keberadaan GKSBS di Wilayah Sumbagsel yang terdiri dari empat Propinsi yaitu : Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi. Itulah sebabnya GKSBS dalam identitas dirinya tidak melanadaskan diri sebagai gereja suku, tetapi menjadi gereja daerah di wilayah Sumatera bagian Selatan yang beragam suku dan latar belakang budayanya.


GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN
(GKSBS)


Gereja yang kini bernama Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) memiliki latar belakang sejarah yang panjang. Bermula dengan adanya orang-orang kristen dari pulau Jawa yang mengikuti program transmigarsi (koloniasasi) mulai tahun 1936. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 1938 Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) terpanggil untuk melayani mereka dan mengirimkan para pelayannya ke Sumatera Bagain selatan.


Pada tahun 1971 Sinode GKJ mulai mempersiapkan kemandirian gereja yang dilayaninya di “Tanah Seberang” yang ketika itu bernama Sinode GKJ Wilayah I di Sumatera Bagian Selatan. Arah kemandirian itu diwujudkan dengan melakukan program-program pembinaan yang intensif, perkunjungan-perkunjungan ke wilayah pelayanan dijadwalkan secara teratur sampi dengan tahun1987. Usaha-usaha itu diberkati Tuhan dengan menghasilkan buah. Pada sidang XVIII Sinode GKJ di Jogjakarta tanggal 6 Agustus 1987 persidangan itu memutuskan bahwa Sinode GKJ Wilayah I di Sumatera Bagian Selatan dinyatakan mandiri dan menjadi Sinode sendiri dengan nama : Gereja-gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (disingkat GKSBS). Pada awal kemandirianya itu, GKSBS masih menggunkan Tata Gereja GKJ.


Pada sidang IV GKSBS tanggal 26-29 Agustus 1996 di Bandar Lampung, GKSBS Mengesahkan Tata Gereja/Tata Laksana GKSBS; Serentak dengan disahkannya Tata gereja/Tata Laksana GKSBS, maka nama “Gereja-gereja Sumatrea Bagian Selatan” Menjadi Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Pemerintahan gereja (secara theologis) adalah Kristokrasi, dan sebagai organisasi yang bersifat/berbentuk gereja pemerintahan gereja GKSBS adalah “Presbiterial Sinodal” yang didalamnya menekankan pentingnya kebersamaan dalam hal dana sesuai amanat musyawarah Majelis Sesinode 1987 dan Sidang I Sinode GKSBS.


Pada Sidang Sinode GKSBS VIII tanggal 23-26 September 2005 di Bengkulu pada (Artikel 12 : Liturgi Kontektula) yang didalamnya termuat tentang pelayanan perjamuan kudus untuk anak yang mulai diberlakukan sejak disetujui oleh sidang sinode VIII.


Mengenai hubungan dan kerjasama oikoumenis di Indonesia, pada sidang Majelis Pekerja Lengap Gerej-gereja di Indonesia (MPL-PGI) di Kendari tanggal 20-27 april 1988, Sinode GKSBS telah diterima menjadi anggota PGI dan tercatat dengan nomor anggota 58.


Sampai saat ini pertumbuhan GKSBS tercatat menjadi 78 Jemaat dewasa, 3 Calon jemaat, Jumlah Kepala Keluarga : 10.128 KK, Jiwa : 36.871 jiwa 453 Kelompok kebaktian, yang dihimpun dalam 13 klasis yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Bagian Selatan dengan 69 tenaga aktip sebagai pendeta dan calon pendeta.


VISI SINODE GKSBS


Gereja Daerah yang memiliki spiritualitas Hamba allah yang setia, yang peduli terhadap masalah sosial dan hak asasi manusia, solider dengan mereka yang lemah bersama dengan para pihak mewujudkan masyarakat sipil dan dunia yang berpengharapan. (Dokumen renstra GKSBS 2002-2010)


ISU yang digarap :


· Pengentasan Kemiskinan (Eradicating Poverty)

Impac : “Terbangun sejumlah Komunitas alternatif dengan Modal sosial yang kuat untuk mengatasi kemiskinan.


· Identitas dan Pluralitas (Identity in Plurality)

Impac: “Terbangun Dialog kerjasama organisasi-organisai masyarakat Sipil di
Sumatera Bagian Selatan dengan penghargaan yang mendalam atas identitas
masing-masing”.


· Penguatan Lembaga (Capacity Building)

Impac : “Ada sejumlah organisasi masyarakat sipil yang memiliki pendekatan
yang sistematis untuk mernecanakan dan mengembangkannilai-nilai
dimasyarakat untuk mengahapus kemiskinan”.


Lembaga Sinode GKSBS dijalankan oleh 13 perwakilan dari Klasis-klasis serta Pengurus Harian terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara. Dan sebagai suporting program MPS Membentuklah Badan Pembantu yaitu LITBANG.


Demikainlah sekilas tentang lika-liku bertumbuh dan berkembangnya Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan.